Bagaimana Orang Australia Menyayangi Hewan Peliharaan


Salah satu hal yang biasa ada di Mornington Peninsula adalah warga mereka yang sangat menyayangi hewan peliharaan terutama anjing. Jadi, biasanya para warga itu memelihara anjing kalau nggak kucing, atau hewan lain. Misal Shae pernah bilang kalau dia dan keluarganya memelihara marmut sama kelinci. Suatu hari Rony juga cerita kalau dia sedih karena ayam peliharannya yang sudah dua tahun sama dia mau disembelih.

Bagi saya sendiri, hal semacam memelihara hewan di Mornington Peninsula jadi sesuatu yang menarik karena it's something new for meI mean, saya nggak begitu tahu gimana proses adopsi hewan di Indonesia. Walau selama tinggal di Jogja sempat nemuin informasi tentang jual beli hewan peliharaan, atau kalau enggak dapat gratisan kucing dari temen, tapi di Mornington Peninsula proses adopsi hewan peliharaan (pet adoption) or even buying new pet itu tergolong suatu hal yang serius. Mungkin karena mereka sayang dengan hewan dan menganggap hewan peliharaan itu (terutama anjing) sebagai bagian dari keluarga mereka. Tapi menurutku untuk orang yang memang sayang dengan hewan, pasti akan memperlakukan hewan itu dengan baik. Nggak terkecuali di Indonesia. Pasti ada komunitas-komunitas pecinta anjing, kucing atau hewan peliharaan lain yang serius menangani masalah pengurusan dan adopsi hewan peliharaan. Cuma, saya-nya aja yang belum tahu.

Nah, ada perbedaan antara Australia dan Indonesia tentang hewan peliharaan terutama anjing dan kucing yang menarik perhatian teman-teman Aussie-ku yang sempat exchange ke Indonesia. Mereka cerita dengan nada prihatin plus terheran-heran melihat begitu banyak kucing dan satu dua anjing yang keliaran (karena di Indonesia mayoritas muslim jadi jarang ada anjing) yang bahkan kadang hewan-hewan peliharaan itu tampak kumal tak terawat. Kalau di Indonesia memang kita bakal sering lihat kucing liar di sekitaran komplek perumahan, atau anjing tetangga yang biasanya jalan-jalan sendiri. Di Mornington Peninsula hal itu jarang ada karena hewan yang berkeliaran lepas tanpa pemilik bakal ditampung di tempat penampungan hewan hilang, dan biasanya banyak banget pet rescue di Victoria. Hewan peliharan yang tadi ditemuin itu dirawat, untuk kemudian diadopsi kalau nggak ada pemiliknya yang melapor. Jadi, kesehatan hewan-hewan ini terjamin. 

Itulah kenapa masih banyak yang memilih untuk mengadopsi hewan peliharaan. Selain lebih mudah, mungkin juga karena biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah. Standar biaya adopsi hewan peliharaan di Vic untuk anjing sekitar $150-$450 bahkan ada yang $500. Kalau kucing sekitar $60-$150. Tapi sepertinya itu tergantung jenis, usia, dll.  Misalnya di keluarga kami ada anjing jantan bernama Billy yang sudah tiga tahun ikut meramaikan rumah. Entah umur berapa Billy di adopsi. Tapi Ash cerita dulu Billy diadopsi selain karena dia jantan, Billy juga anjing yang langsung terlihat atraktif di depan keluarga Ash, dan yang menarik adalah Billy punya tanda hati di dahinya. Untuk mengadopsi Billy, keluarga Ash mengeluarkan fee $300an. 

Sebagai seorang muslim, saya termasuk yang excited waktu tau ada anjing di rumah Ash. Apa ya, jarang-jarang kan kontak langsung dengan anjing kalau di Indonesia. Tapi semenjak saya di Aussie, si Billy ini jadi jarang dimasukin ke rumah. Biar saya nggak sering kontak sama dia. Padahal Billy ini pinter, nurut, friendly. Mungkin karena emang dasarnya anjing adalah hewan loyal dan bersahabat. Dan Billy nggak sembarangan nge-lick. Pernah sih sekali dua kali si Billy ini ngambil entah apa gitu dari koper saya trus dibawa keluar kamar. I was a little bit shocked dong ya. Secara air liurnya otomatis pada nempel. But later, itu bisa dibersihin kok.  Billy ini juga nggak asal nge-barking bahkan pas pertama kali kami ketemu. Emang ada anjing yang nge-barking sembarangan? eh gak tau. Setelah sering main dengan Billy, saya kepikiran buat punya anjing sendiri. Tapi bisa jadi enggak mungkin karena saya bukan anak yang telaten ngurus hewan peliharaan begitu.

Di Aussie sendiri juga nggak semua rumah punya hewan peliharaan. Selain mungkin karena muslim, beberapa lainnya emang nggak pengen ribet dan nggak pengen rumahnya kotor. Pilihan sih. 

Share:

0 komentar

Any Comment?