Sialan!




'Dasar autis!'

Saya melongo. Itu kata-kata yang selalu jadi umpatan Myzan kalau lagi nongkrong sama saya. Mungkin dia kesal karena sepanjang duduk bersebrangan kita saling diam. Dan Saya sibuk tap-tap layar gadget. Nggak ngerti kenapa dia ngumpat begitu. Raurusan juga.

'Dasar autis!'

Kini giliran saya yang nyinyir. Myzan punya gadget baru. Memorinya gede. Layarnya lebar. Resolusi kameranya cetar. Canggih deh. Per sepuluh detik sok-sok ngecek hp. Tiap sesuap nasi masuk mulut, tangan kanan nyamber gadget. Nggak ada yang ngechat. Dia jomblo (lupakan aja bagian ini), nggak ada yang beda. Cuma indikator baterai yang makin habis. 

Itu si teman juga autis. Temannya Myzan autis. Temannya saya autis. Temannya teman kami banyak yang autis. Baru kirim pesan, nggak ada sedetik dapat balasan. Cepet! gimana enggak, kan persepuluh detik ngecek hp. Hari ini detik ini saya ngecek sosmed, eh si itu apdet. Besok saya cek sosmed, eh ada apdetannya si itu anu sana. Di sosmed sebelah juga ada. Ah, anak muda jaman sekarang banyak yang bercita-cita jadi pengamat recent update. Ketauan gadgetnya hampir nggak pernah lepas. 

Saya ingat. Dulu Myzan nggak suka pegang gadget. Suka dikocekin semasuknya aja. Pas asik ngebut, gadgetnya jatuh. Hilang. 

'Sialan!' umpatnya sedih. Dia balas dendam dengan ikutan jadi autis.



Jogja, 2016, waktu hujan sore-sore.









Share:

0 komentar

Any Comment?