Rumput Tetangga Memang Selalu Lebih Hijau
Iri hati itu penyakit.
Fafa adalah teman saya. Baru dekat di akhir masa kuliah saat kami berdua terpilih untuk mengikuti program magang di Australia. Lewat kedekatan yang singkat tapi secara personal saya bilang sangat berkesan, kami berdua memiliki hubungan yang jauh lebih terbuka dari sebelumnya.
Suatu hari saya berkunjung ke rumah Fafa karena ada janji mau ngetreadmill bareng. Waktu itu dia lagi giat-giatnya diet buat persiapan ukur baju nikahan. Saat ngobrol, dia curhat beberapa hal kecil soal pertemanan.
Hingga saya terperanjat saat dia menyebut bahwa ada momen dimana dia sering iri ketika melihat kepada saya. Dia bilang, saya pintar. Saya mencolok di kelas. Saya dekat dengan dosen. Dia iri karena saya bisa ikut konferensi ini itu. Lalu saya yang terpilih menjadi model brosur prodi padahal sudah lama dia kepingin ikut ambil bagian menjadi model brosur.
Saat itu saya hanya tersenyum dan meminta maaf jika itu semua mengganggu pikiran dan hatinya.
Jauh dalam hati saya membatin. Sering saya iri melihat betapa beruntungnya hidup Fafa. Dia cantik tipikal gadis sunda. Dia lembut keibuan. Lahir dari keluarga berada dan paham agama membuat hidup Fafa jauh dari kata kekurangan baik lahir maupun spiritualnya. Teman-temannya juga dari kalangan elite dan tersebar dimana-mana. Pacarnya romantis dan mengayomi. Saat pacarnya bilang untuk melangsungkan pernikahan secara sederhana, Fafa dengan sukarela menawarkan bantuan bahwa keluarganya mampu menanggung biaya pernikahan mereka. Walau tentu saja ditolak sang pacar karena masalah harga diri (Fafa cerita ini sambil kebingungan itung-itungan dana nikah 😂 ). Dan kala teman seangkatannya sibuk merampungkan skripsi lalu lainnya sibuk menjomblo, menganggur, bekerja, dan galau belum dapat kerja, Fafa sudah menjadi nyonya dari tuannya. Menjaga kandungannya dan melayani suaminya. Persis seperti keluarga bahagia dalam serial disney.
Entah mengapa rumput tetangga memang terlihat jauh lebih hijau.
0 komentar
Any Comment?