Beberapa hari yang lalu, saya membaca sebuah tulisan menarik yang dibagikan oleh seorang teman di lini masa akun pribadinya. Tulisan itu mengenai waktu. Saya tahu kenapa teman saya membagikan tulisan tersebut. Mungkin kalian pernah dengar istilah 'retweet-an adalah ungkapan hati'?, seperti itulah mungkin cara teman saya mengungkapkan beban hatinya.
Dalam tulisan yang ditulis oleh Aswar dan dibagikan melalui akun line campuspedia tersebut, saya setuju bahwa semua punya zona waktunya sendiri. Maksudnya begini, satu negara dengan negara lain tentu memiliki kemungkinan perbedaan zona waktu. Bahkan di Indonesia saja, ada perbedaan dua jam antara waktu Indonesia bagian barat dengan waktu Indonesia bagian timur. Ada yang mengalami malam lebih dulu, atau menghabiskan waktu siang yang lebih lama. Dalam perbedaan itu, bukan berarti yang lain lebih lambat dan yang lainnya lebih cepat. Semuanya bekerja sesuai zona waktunya.
Seperti hal-nya perbedaan zona waktu diatas, begitupun setiap orang yang bekerja sesuai zona waktunya masing-masing. Banyak adik kelas saya yang sudah menikah padahal usianya baru 19 tahun. Apa mereka terlalu cepat? mungkin ya. Tapi begitulah zona waktunya bekerja. Ada pula teman saya yang usianya 22 tahun tapi sudah bolak-balik umrah, sedangkan nenek saya harus mengantri belasan tahun dan baru bisa naik haji saat nanti usianya mungkin sudah 80 tahun! Ada yang belum lulus kuliah sudah ditawari pekerjaan, ada yang bahkan harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan pekerjaan tetap. Untuk mahasiswa, tentu banyak yang dapat menyelesaikan skripsi lebih cepat, tapi jangan lupa ada banyak pula yang bahkan pengajuan judulnya saja tidak kunjung diterima.
Aswar melalui tulisannya mengajarkan bahwa kita tidak boleh iri dengan yang terlihat lebih maju. Kita tidak boleh memandang rendah orang yang terlihat di belakang kita. Semua orang tepat waktu di zona waktunya masing-masing.
Dalam tulisan yang ditulis oleh Aswar dan dibagikan melalui akun line campuspedia tersebut, saya setuju bahwa semua punya zona waktunya sendiri. Maksudnya begini, satu negara dengan negara lain tentu memiliki kemungkinan perbedaan zona waktu. Bahkan di Indonesia saja, ada perbedaan dua jam antara waktu Indonesia bagian barat dengan waktu Indonesia bagian timur. Ada yang mengalami malam lebih dulu, atau menghabiskan waktu siang yang lebih lama. Dalam perbedaan itu, bukan berarti yang lain lebih lambat dan yang lainnya lebih cepat. Semuanya bekerja sesuai zona waktunya.
Seperti hal-nya perbedaan zona waktu diatas, begitupun setiap orang yang bekerja sesuai zona waktunya masing-masing. Banyak adik kelas saya yang sudah menikah padahal usianya baru 19 tahun. Apa mereka terlalu cepat? mungkin ya. Tapi begitulah zona waktunya bekerja. Ada pula teman saya yang usianya 22 tahun tapi sudah bolak-balik umrah, sedangkan nenek saya harus mengantri belasan tahun dan baru bisa naik haji saat nanti usianya mungkin sudah 80 tahun! Ada yang belum lulus kuliah sudah ditawari pekerjaan, ada yang bahkan harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan pekerjaan tetap. Untuk mahasiswa, tentu banyak yang dapat menyelesaikan skripsi lebih cepat, tapi jangan lupa ada banyak pula yang bahkan pengajuan judulnya saja tidak kunjung diterima.
Aswar melalui tulisannya mengajarkan bahwa kita tidak boleh iri dengan yang terlihat lebih maju. Kita tidak boleh memandang rendah orang yang terlihat di belakang kita. Semua orang tepat waktu di zona waktunya masing-masing.
Xx
Tags:
Life
1 komentar
Dan semua punya takdirnya sendiri
ReplyDeleteAny Comment?